- Back to Home »
- Disekitar Islam »
- Tiga Kewajiban Muslim Terhadap Al-Qur'an
Posted by : Unknown
As.wr.wb
Salam seumat saudara...
Bismillahirrahmanirrahim, dalam artikel/blog ini, syaya akan membagikan sedikit ilmu masalah kewajiban umat muslim terhadap Al-Qur'an...
_____________________________________________________________________________________
Sungguh, seorang muslim tentu menyadari
bahwa Al-Qur’an merupakan Firman yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Seorang Muslim juga tentu menyadari bahwa mengagungkan
Al-Qur’an merupakan bentuk pengagungan terhadap Dzat yang
memfirmankannya. Di samping itu seorang muslim juga menyadari bahwa ia
memiliki kewajiban terhadap Al-Qur’an.
Paling tidak ada tiga kewajiban terhadap Al-quran, yaitu :
1 Mewujudkan keikhlasan dan menghadirkan niat ketika berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Saat
membaca, menghafal, mendengarkan atau mengamalkan Al-Qur’an, seorang
muslim wajib menghadirkan niat yang tulus dan ikhlas semata-mata karena
Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَمَا
أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ
الْقَيِّمَةِ
Artinya : “ Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya
mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah
agama yang lurus.” (QS Al- Bayyinah [98] : 5).
Dalam
Kitab Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Umar bin Khattab
Radhiallahu ‘Anhu, disebutkan bahwasa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda :
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ، وَإِنَّمَا لإِمْرِئٍ مَا نَوَى
Artinya : “Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan memperoleh balasan sesuai niatnya”.
Para
Ulama menjelaskan bahwa orang yang membaca dan belajar Al- Qur’an,
tidak boleh menjadikan ibadah tersebut sebagai jalan untuk menggapai
tujuan-tujuan duniawi. Baik wujudnya berupa harta, jabatan, pangkat,
kedudukan terhormat di tengah-tengah kerabatnya, pujian orang-orang ,
menarik perhatian orang lain, dan sejenisnya.
Para
orang sholeh sangat antusias untuk menjaga kesucian niat mereka ketika
melakukan ketaatan, terlebih lagi saat berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Mereka berusaha dengan sungguh-sungguh untuk tidak mengotori niat mereka
dengan noda apapun. Baik berupa sum’ah (ingin amalnya didengar orang lain) ataupun riya(ingin amalnya dilihat orang lain).
Dikisahkan,
tentang bagaimana Imam Ayyub As-Sikhtiyani, yang jika beliau berbicara
dan membaca Al-Qur’an hingga hatinya tersentuh, sampai-sampai meneteskan
air mata. Begitu khawatirnya beliau terjatuh dalam riya, beliau
mengusap wajahnya. Lalu berkata, “Betapa berat demam ini”. Supaya orang
lain melihat bahwa ia menagis karena demam, bukan karena membaca
Al-Quran.
Juga dikisahkan, saat
Ibrahim An-Nakha’I, ketika ia khusyu’ membaca mushaf Al-Quran. Lalu
tiba-tiba ada tamu yang hendak menemuinya. Ia pun segera menyembunyikan
mushafnya.
Mereka tidak mengenal
perilaku yang dibuat-buat bahkan tidak terlintas benak mereka. Perbuatan
baik mereka menjadi karakter mereka. Begitulah, tabiat orang-orang yang
ikhlas.
Faktor utama yang membantu
mereka mewujudkan makna ikhlas dalam interaksi mereka dengan
Al-Qur’an adalah keyakinan bahwa ketika mereka membaca Al-Qur’an , pada
hakikatnya sedang berkomunikasi dan bermunajat dengan Allah.
2 Kedua, mengagungkan Al-Qur’an
Mengagungkan
Firman Allah merupakan ciri orang-orang sholeh, baik pada umat ini
maupun umat-umat terdahulu. Pengaruhnya tercerminkan dalam diri mereka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
قُلْ
آمِنُوا بِهِ أَوْ لَا تُؤْمِنُوا ۚ إِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ
مِنْ قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ
سُجَّدًا
Artinya : “ Katakanlah,
berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi
Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya
apabila Al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka
mereka sambil bersujud” (QS Al Isra [17] : 107).
Hal ini hanya terjadi pada seseorang yang Allah karuniai hati yang terbuka terhadap berbagai makna firman Allah.
Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
ذَٰلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ
Artinya
: “Demikianlah (perintah Allah). Dan siapa yang mengagungkan
syiar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.”
(QS Al- Hajj [22] : 32).
Ini merupakan nikmat agung yang tidak diperoleh kecuali oleh orang yang dipilih oleh Allah untuk mendapatkan hidayah-Nya.
Sebagaimana firman Allah:
أُولَئِكَ
الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ مِنْ
ذُرِّيَّةِ آدَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ وَمِنْ ذُرِّيَّةِ
إِبْرَاهِيمَ وَإِسْرَائِيلَ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَاجْتَبَيْنَا إِذَا
تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُ الرَّحْمَنِ خَرُّوا سُجَّدًا وَبُكِيًّا
Artinya
: “Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah,
yaitu para Nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang kami
angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari
orang-orang yang telah kami beri petunjuk dan telah kami pilih. Apabila
dibacakan ayat-ayat Allah yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka
menyungkur dengan bersujud dan menangis.” (QS Maryam [19] : 58).
Sikap
mengagungkan Al-Quran menuntut seseorang untuk memiliki adab terhadap
Al-Qur’an, antara lain dengan mengagungkan Al-Qur’an, bermakna
mengagungkan perintah dan larangan yang terkandung di dalamnya.
Selain
itu,menjaga adab saat membaca Al-Qur’an. Hendaknya seseorang membaca
Al-Qur’an dalam keadaan suci secara lahir dan batin. Membersihkan mulut,
badan, dan pakaiannya. Hendaknya tempat membaca Al-Qur’an benar-benar
bersih dan suci. Sangat dianjurkan membaca dengan menghadap kiblat
dengan khusyu’ dan tenang.
Pengagungan lainnya terhadap Al-Qur’an adalah dengan mengagungkan para pengemban Al-Qur’an.
Diriwayatkan
bahwa Umar bin Khaththab berkata kepada Nafi’ dan Abdul Harits saat
menemuinya di Usfan. Saat itu Umar menunjuknya sebagai gubernur Mekkah.
Umar bertanya kepadanya, “Siapa yang engkau angkat menjadi pemimpin
untuk bertanya kepadanya, siapa yang engkau angkat menjadi pemimpin
untuk penduduk Wadi?” Dia menjawab, “Aku angkat untuk mereka Ibnu Abza.”
Umar bertanya, “Siapa Ibnu Abza?” Dia menjawab, “Dia adalah salah
seorang dari hamba sahaya kami”. Umar berkata, “Engkau angkat untuk
mereka seorang budak?” Dia menjawab, “Sesungguhnya dia seorang yang
hafal Al-Qur’an dan pandai masalah fara’idh (warisan)”. Maka
Umar berkata, “Sesungguhnya Nabi kalian Shalallahu ‘Alaihi Wasallam
telah bersabda, “ Sesungguhnya Allah memuliakan suatu kaum dengan kitab
(Al-Qur’an) ini dan menghinakan kaum yang lain ini dengan Al-Qur’an
pula.
Allah mengagungkan kitabnya dalam banyak ayat, di antaranya :
وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيمَ
Artinya
: “Dan sesungguhnya kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca
berulang-ulang dan Al-Qur’an yang agung”. (QS Al Hijr [15] : 87).
3 Ketiga, Tadabbur dan Tafakkur Makna-Makna Al-Qur’an
Siapa yang membaca dan menyimak tapi tidak mentadabburi, boleh jadi Al-Qur’an akan menjadi hujjah(alasan)atasnya.
Hasan
Al-Basri mengatakan, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian memandang
Al-Qur’an sebagai surat dari tuhan mereka, oleh karena itu mereka
mentadaburinya pada malam hari dan mengamalkannya pada siang hari”.
Dari
Abdullah ibn Mas’ud, beliau berkata, “Seorang pengemban Al-Qur’an
hendaknya dikenali (dengan shalatnya) pada waktu malamnya, saat
orang-orang sedang tidur, dengan puasanya pada siang hari saat
orang-orang sedang makan, dengan sedihnya saat orang-orang bergembira
ria, dengan tangisnya saat orang tertawa, dengan diamnya saat
orang-orang berbicara dan dengan khusyu’nya saat orang-orang angkuh.
Fudhail
bin ‘Iyadh berkata, “Pengemban Al-Qur’an adalah pembawa panji Islam,
tidak sepantasnya, ia berbuat sia-sia bersama orang yang berbuat
sia-sia, tidak lalai bersama orang-orang yang lalai, tidak berkata
berbuat yang tidak bermanfaat seperti orang-orang yang berkata dan
berbuat yang tidak bermanfaat. Sikap ini sebagai bentuk mengagungkan
Al- Qur’an.
Oleh karena itu,
bersunggu-sungguhlah wahai muslim dalam menunaikan kewajiban-kewajiban
penting terhadap Al- Qur’an ini. Tentunya dengan mengikhlaskan niat
kepada Allah saat tilawahatau menyimaknya, mengagungkan dan menghormati
Al-Qur’an dan para pengembannya. Selau berusaha mentadabburi dan
memikirkan makna-maknanya, serta sungguh-sungguh dalam merealisaasiakan
dan mengamalkan Al-Quran.
**Semoga Bermamfaat**
Mau tau hal-hal disekitar dunia intertainment?? Silahkan anda kunjungi situs ini :
- Cara membaut email Yahoo (Klik disini)
- Cara membuat akun Facebook (Klik disini)
- Cara membuat fhoto sampul menyatu dengan fhoto profil facebook (Klik disini)
- Ilmu Tasawuf (Klik disini)
- Tiga kewajiban umat muslim terhadap Al-Qur'an (Klik Disini)
- Cara menghafal Al-Qur'an dengan cepat dan Mudah (Klik disini)
- Jodoh dalam Islam/Cinta Islami (Klik disini)
- Motivasi Islam (Hadis & Anonim) (Klik Disini)
- Kata-kata bijak (Motivasi Mario Teguh) (Klik disini)
*******************************Tahnk's atas kunjungannya****************************